Senin, 16 Februari 2015

Tengah Malam

surat kaleng untuk seseorang yang aku lukai

Bukan maksud hati untuk menyakiti dan bukan maksud hati untuk mengakhiri. Mungkin kamu berpikir, kalo hanya aku yang egois. Ya aku sadari aku egois. Aku hanya wanita yang tak punya apa-apa, tetapi memiliki tekad  untuk menjadi wanita yang serba ada apa-apanya. Hal ini aku ucapkan karena aku tak mau menjadi orang munafik, bukankah kamu yang mengajariku seperti itu, mengajari untuk tidak menjadi wanita yang munafik?.

Dari awalpun aku hanya berkata “kita jalani saja”, dan kita sudah menjalani itu, apakah kamu tau ? tapi seharusnya kamu sudah tau karena aku sering mengatakan ini padamu! aku merasakan kesepian disaat kita bersama, bukannya aneh? Merasakan sepi disaat kita ditemani seseorang! Akupun tidak tau, tapi kenyataannya itulah yang aku rasakan. Setiap kali aku mengataka hal ini, kamu hanya menanggapinya dengan sebuah janji yang tidak pernah kamu tepati hingga semua ini selesai. Bertambahlah rasa kebingungan ku pada sosok pendamping sepertimu. Aku bukan wanita yang tak tau apa-apa, aku mengetaui walaupun belum banyak apa yang harus aku ketahui.

Setiap kamu mengucapkan kalimat-kalimat yang menunjukan rasa sayang, entah kenapa hati ini seolah-olah menertawakan setiap ucapanmu. Menertawan akan suatu hal yang sudah aku tau jawabnya bahwa semua kata-katamu hanya manis di mulut saja.

Pada saat ini, aku tidak memaksamu membahagiakan aku dengan cara bergelimpang materi, aku tidak meminta hal rumit, apakah kamu ingat, aku pernah berucap “ perlakukan aku, selayaknya kamu memperlakukan wanita yang kamu sayang”. Apa menurutmu syarat itu terlalu sulit? Apa permintaan aku yang hanya minta suatu perlakuan dari mu di anggap hanya bisa di sogok dengan sebuah ucapan “ i love you” dan sekali lagi itu hanya sekedar ucapan, dan kata-kata itu hilang ditelan habisnya malam yang menemani mu tidur.

Dan ini yang menjadi puncak kemarahanku, saat itu kamu bilang “ aku akan sedikit berubah jika berada di tempat sana, aku mohon kamu mengerti”. Aku tanya kata mengerti yang kamu maksud itu seperti apa ? menurut pendapat dan pikiran aku, kata mengerti dalam suatu hubungan itu ada batasannya, mengerti bukan berarti membebaskan semua perkara, aku pikir aku sudah cukup mengerti dengan cara selalu bertanya apa kegiatan mu di sana? Asal kamu tau, aku akan menerima jika apapun yang kamu katakan tentang semua aktifitasmu, kenapa aku akan menerima? Karena aku mencoba untuk mengerti kamu dan karena itu yang kamu inginkan dariku. Tapi lagi-lagi apa yang kamu lakukan. Kamu membohongi aku seperti kamu membohongi anak gadis yang masih duduk di bangku SD. Apa kah selama ini kamu hanya menganggap aku wanita bodoh yang mudah kamu bohongi ? aku tidak akan mempermasalahkan kamu dengan siapa atau sedang apa dan dimana. Yang aku ingin ketahui saat itu, apakah kamu tipe lelaki yang jujur ? dan waktu yang menjawabnya sehingga aku mengetahui jawaban, kamu bukan lah sosok  laki-laki yang jujur.

Kecewa , kecewa pada kenyataan yang ada bahwa kamu tak ada bedanya dengan orang-orang yang pernah membuatku jatuh dan meninggalkan aku tanpa terlebih dahulu membantu ku untuk berdiri.

2 komentar: