surat kaleng untuk seseorang yang aku lukai
Bukan maksud hati untuk menyakiti
dan bukan maksud hati untuk mengakhiri. Mungkin kamu berpikir, kalo hanya aku
yang egois. Ya aku sadari aku egois. Aku hanya wanita yang tak punya apa-apa,
tetapi memiliki tekad untuk menjadi wanita
yang serba ada apa-apanya. Hal ini aku ucapkan karena aku tak mau menjadi orang
munafik, bukankah kamu yang mengajariku seperti itu, mengajari untuk tidak
menjadi wanita yang munafik?.
Dari awalpun aku hanya berkata “kita
jalani saja”, dan kita sudah menjalani itu, apakah kamu tau ? tapi seharusnya
kamu sudah tau karena aku sering mengatakan ini padamu! aku merasakan kesepian
disaat kita bersama, bukannya aneh? Merasakan sepi disaat kita ditemani
seseorang! Akupun tidak tau, tapi kenyataannya itulah yang aku rasakan. Setiap kali
aku mengataka hal ini, kamu hanya menanggapinya dengan sebuah janji yang tidak
pernah kamu tepati hingga semua ini selesai. Bertambahlah rasa kebingungan ku
pada sosok pendamping sepertimu. Aku bukan wanita yang tak tau apa-apa, aku
mengetaui walaupun belum banyak apa yang harus aku ketahui.
Setiap kamu mengucapkan
kalimat-kalimat yang menunjukan rasa sayang, entah kenapa hati ini seolah-olah
menertawakan setiap ucapanmu. Menertawan akan suatu hal yang sudah aku tau
jawabnya bahwa semua kata-katamu hanya manis di mulut saja.
Pada saat ini, aku tidak
memaksamu membahagiakan aku dengan cara bergelimpang materi, aku tidak meminta
hal rumit, apakah kamu ingat, aku pernah berucap “ perlakukan aku, selayaknya
kamu memperlakukan wanita yang kamu sayang”. Apa menurutmu syarat itu terlalu
sulit? Apa permintaan aku yang hanya minta suatu perlakuan dari mu di anggap
hanya bisa di sogok dengan sebuah ucapan “ i love you” dan sekali lagi itu
hanya sekedar ucapan, dan kata-kata itu hilang ditelan habisnya malam yang
menemani mu tidur.
Dan ini yang menjadi puncak
kemarahanku, saat itu kamu bilang “ aku akan sedikit berubah jika berada di
tempat sana, aku mohon kamu mengerti”. Aku tanya kata mengerti yang kamu maksud
itu seperti apa ? menurut pendapat dan pikiran aku, kata mengerti dalam suatu
hubungan itu ada batasannya, mengerti bukan berarti membebaskan semua perkara,
aku pikir aku sudah cukup mengerti dengan cara selalu bertanya apa kegiatan mu
di sana? Asal kamu tau, aku akan menerima jika apapun yang kamu katakan tentang
semua aktifitasmu, kenapa aku akan menerima? Karena aku mencoba untuk mengerti
kamu dan karena itu yang kamu inginkan dariku. Tapi lagi-lagi apa yang kamu
lakukan. Kamu membohongi aku seperti kamu membohongi anak gadis yang masih
duduk di bangku SD. Apa kah selama ini kamu hanya menganggap aku wanita bodoh
yang mudah kamu bohongi ? aku tidak akan mempermasalahkan kamu dengan siapa
atau sedang apa dan dimana. Yang aku ingin ketahui saat itu, apakah kamu tipe lelaki
yang jujur ? dan waktu yang menjawabnya sehingga aku mengetahui jawaban, kamu
bukan lah sosok laki-laki yang jujur.
Kecewa , kecewa pada kenyataan yang ada
bahwa kamu tak ada bedanya dengan orang-orang yang pernah membuatku jatuh dan
meninggalkan aku tanpa terlebih dahulu membantu ku untuk berdiri.
tulisannyo kicil bingit -.-
BalasHapussiap 86, nanti di perbesar kaka :*
BalasHapus