Rabu, 11 Februari 2015

Dua Kaleng Cola ( my first Cerpen)


Dua Kaleng Cola
Di saat setiap insan manusia sedang asik terlelap dalam keindahan mimpinya masing-masing , terlihatlah sepasang pria dan wanita yang sedang sibuk mempersiapkan pekerjaanya, sepertinya mereka bekerja di bidang jasa Travelling di sekitar kota Bandung.
“ Sun, kamu udah siapin batrai cadangan buat kamerakan ?”.  Tanya Bayu kepada Sunny rekan kerjanya.
“udah Bay, kamu udah nanya itu lebih dari 10 kali mana bisa aku lupa”. Jawab Sunny dengan sedikit kesal.
“ Bagus deh , aku ga mau nyampe harus terulang kejadian kaya dulu , misi perusahaan kita itu jangan pernah mengecewakan klien “. Bayu dengan tegas mengingatkan Sunny
“ Siap Mr. Perfect , lagian aku itu bukan malaikat yang idupnya lempeng ga pernah lewati tikungan, jadi maklumin kalo pernah ngelakuin kesalahan “. Balas Sunny dengan tetap sibuk memindahkan peralatan untuk keperluan perjalanan mereka . Terlihat dari sorot mata Sunny rasa sebal yang teramat dalam , semenjak Bayu menjadi rekan kerja di perusahaanya, Sunny selalu merasa rekan kerjanya yang satu ini sangat berlebihan dalam mempersiapkan pekerjaannya, terlebih umur Bayu yang lebih muda tiga taun dari Sunny tak di gubris oleh Bayu untuk lebih bersikap sopan kepadanya.

***

“ Terima kasih pak Bayu dan Bu Sunny untuk semua pelayanan wisatanya, saya dan keluarga sangat merasa puas”. Ucap salah satu klien sambil mengajak salaman.
“ Tentu pak Indra, kami ikut merasa senang jika melihat kalian puas oleh layanan wisata keluarga oleh perusahaan kami “. Balas Bayu dengan ramah, setelah berpamitan dengan klien mereka, Bayu dan Sunny langsung kembali pulang ke Bandung. Saat di tengah perjalan Bayu memutuskan untung membelokan mobilnya kesalah satu rest area yg mereka lewati.
“kenapa mesti berhenti sih Bay, aku udah ga sabar pengen cepet nyampe rumah, cape nih”. Rengek Sunny.
“kamu pikir kamu doang yang cape , aku juga cape malah lebih cape karena harus nyetirin kamu, lagian aku udah ga bisa konsen nyetir, dari tadi aku denger perut kamu keroncongan sepanjang jalan ”. Serang Bayu pada Sunny, dengan sedikit muka malu karena ketaun lapar dengan perlahan Sunny membuka sabuk pengamannya.
“cepetan dong, lelet banget sih jadi cewe !”. bentak Bayu yang ternyata sudah ada di luar mobil.
“ ya tuhan , ini cowo emang bener titisan ma lampir deh” ucap Sunny dengan suara pelan, takut terdengar oleh Bayu yang ada di depannya.

***

          Sesampainya di depan rumah Sunny, Bayu mematikan mesin mobil dan keluar untuk membukakan pintu mobil untuk Sunny.
“ makasih ya Bay udah teraktir makan dan nganterin pulang aku “  ucap Sunny terdengar tulus.
“ jangan kege’eran ya , aku neraktir karena aku baru dapet bonus dari bos dan aku nganterin pulang karena kasian sama kamu takutnya dengan wajah kamu yg seperti itu ga ada taksi yang mau nganterin kamu “. Ucap Bayu dengan wajah tidak peduli.
“ ya udah aku masuk dulu , aku udah terlalu lelah buat ladenin kamu bay, sekali lagi makasih dan sampai jumpa besok”. Sunny berpamitan dan tak lama dia masuk kedalam rumahnya. Bayu masih diam di tempat yang sama sambil melihat kepergian Sunny. Tatapan yang tadi seolah tidak peduli berubah menjadi tatapan yang penuh cinta pada sosok yang sekarang sudah hilang di balik pintu rumah, sudah hambir satu tahun ini Bayu menyimpan perasaan kepada Sunny dan selama satu tahun ini pula Sunny satu-satunya wanita yang sangat ingin dia lindungi, menurut Bayu dengan tetap bersikap menyebalkan seperti itu dia tetap bisa leluasa lebih dekat dengan Sunny dan tentu saja menghindari rasa kecanggungan karena umur Bayu yang sedikit lebih muda.
          Pagi ini Bayu dan Sunny kebagian untuk mengantar sekelomok mahasiswa yang ingin pergi liburan ke Sukabumi , sesampainya di sana mereka langsung pergi ke lokasi Arum jeram, terlihat Sunny sedikit lebih akrab dengan salah satu mahasiwa yang mereka antar.
“ Kak Sun, kalo boleh aku bilang kan Sun itu cantik loh, ko mau-maunya kerja di lapangan kaya gini nganterin klien ke setiap plosok wisata di jawa barat “ puji mahasiswa itu
“ ya kenapa engga, emang harus ya cewe cantik itu kerja di dalem kantor pake ac , lagian kalian itu harus bersyukur , udah jarang cewe yang pemikirannya kaya aku jadi nikmati aja pesona bersahaja seperti aku ini”. Sunny tersenyum geli dengan ucapanya sendiri begitu pula Bayu yang entah tidak sengaja atau malah sengaja mendengar percakapan Sunny dengan mahasiswa itu. Dengan suara berbisik Bayu berkata “ ah liat cewe genit itu , masih bisa-bisanya dia memuji diri sendiri, aku kerjain baru tau rasa”.
“ Sunny lagi ngapain kamu ?”. teriak Bayu padahal jarak mereka ga terlalu jauh
“Ngobrolah , masa belah batu !”. jawab Sunny dengan ketus
“ambil sisa pelampung di mobil kita, sepertinya kita kekurangan pelampung”.
“iya”. Sunny melangkah dengan muka yang di tekuk.
Bayu memberikan pengarahan kepada mahasiswa yang kan di pandunya itu, mereka di bagi tempat duduk agar bisa menjaga keseimbang saat di air, dengan sengaja bayu menempatkan Sunny di dalam satu perahu dengannya dan duduk yang tak terlalu jauh pula. Dan waktunya telah tiba untuk mereka berhadapan langsung dengan derasnya aliran sungai, sudah beberapa trek berhasil mereka lewati.
“ sebentar lagi kita bakal melewati trek yang paling berbaya, saya harap kalian bisa jaga keseimbangan”. Teriak bayu mengingatkan.
Dengan serempak mahasiwa begitu juga Sunny serempak menjawab iya. Tapi na’asnya saat perahu mereka melewati trekan itu tiba-tiba perahu terbalik dengan cepat, melihat itu bayu sontak saja langsung mencari Sunny di dalam derasnya air tapi untunglah Bayu berhasil memeluk tubuh Sunny, dengan erat Bayu memeluk dan melindungi tubuh Sunny supaya tidak berbenturan dengan batu-batu sungai.

Di Rumah Sakit
“Bayu kamu masih bisa denger suara aku kan bay ”. Bisik Sunny dekat telinga Bayu , terlihat dari  air mata yang keluar menandakan dia sangat khawatir dengar keadaan bayu yang sedang tidak sadar akibat melindunginya saat perahu terbalik, untung saja saat kejadian itu banyak masyarakat yang melihat sehingga mereka semua langsung cepat tertolong, tapi na’asnya, Bayu mengalami patah tulang rusuk akibat berbenturan dengan batu. Sudah dua jam Bayu di dalam ruangan oprasi, Sunny tetap sabar menunggu di luar ruangan dan tak bosan-bosan memanjatkan doa untuk kesalamatan Bayu. Tiba-tiba pintu ruangan oprasi terbuka dan keluarlah satu persatu dokter yang di dalam ruangan.
“Kamu wali pasien yang bernama Bayu ?”. seorang Dokter menghampiri Sunny.
“Iya Dok, Bagaimana keadaan teman saya sekarang ?”.
“ Alhamdulillah, oprasi berjalan lancar,  sekarang kita tunggu saja masa pemulihannya”.
‘terimaksih banyak Dok”. Ucap Sunny sambil mengulurkan tangan dan Dokter itu membalas menjabat tangan Sunny.
Di dalam ruangan rawat inap Bayu, , dengan telaten Sunny mengelap tangan dan kaki Bayu yang masih belum sadar pasca oprasi . Sunny duduk di samping Bayu, dengan penuh keraguan Sunny memegang tangan Bayu, tapi entah mengapa Sunny merasa lebih nyaman. . Sudah lama Sunny menyimpan perasaan kepada Bayu, walaupun Bayu memiliki sifat yang menyebalkan tetapi semua itu tidak pernah mengurasi rasa nyamannya jika berada di samping Bayu. tiba-tiba terlihat mata Bayu membuka dengan perlahan, Sunny hanya bisa memandang wajah Bayu dan tak bisa mengeluarkan sepatah katapun hanya air mata yang keluar dari ujung kedua mata indahnya itu. Dan kalimat pertama yang Bayu ucapakan yaitu
“Kamu ga kenapa-napakan Sun, ga ada yang terluka?”. Dengan terisak Sunny hanya menjawab dengan anggukan dan mempererat pegangan tangan mereka, Bayu merasa lega dan tersenyum manis di hadapan Sunny.


3 Bulan kemudian.
Hari Sabtu merupakan jadwal Sunny untuk menjenguk Bayu. Bayu belum bisa masuk kerja di akibatkan lukanya yang belum sembuh total. Selama 3 bulan ini Sunny merasa kesepian karena untuk sementara waktu dia tidak bisa mendengar kecerewetan lelaki yang di cintainya itu. Sesampainya di rumah Bayu , Ibunya Bayu sudah menyambut Sunny dengan senyuman dan pelukan hangat.
“Ibu kangen kamu Sunny, udah dua minggu kamu ga main ke sini”. Tanya Ibunya Bayu selepas mereka berpelukan.
“ Maaf Ibu, Sunny selama dua minggu ini sibuk, banyak sekali klien yang di tugaskan kantor untuk di pandu sama Sunny”. Sunny tersenyum manis kapada Ibu.
“ Iya gapapa Ibu ngerti kok , tapi salah satu penghuni rumah ini ada yang udah uring-uringan karena kamu ga main-main, dan orangnya sekarang ada di taman belakang rumah, buruan kamu samperin sebelum kamu di telen idup-idup ”. Papar Ibu Bayu, Sunnny yang mendengarnya hanya bisa tertawa dan ibupun ikut tertawa bersama.
“udah buruan sana” perintah Ibu, Sunny menjawab dengan anggukan dan ijin untuk pergi ke taman belakang.
“ DAAAAAAAAAAAAAR”. Sunny mengageti Bayu yang sedang duduk membelakanginya. Bayu berdiri dengan muka kaget Bayu  memelototi Sunny.
“ih jangan melotot gitu dong Pak Lampir, tuh tuh liat bola matanya keluar , ngeri ih “ Goda Sunny dan berusaha mengelitik perut Bayu. Bayu tertawa kegelian.
“ udah udah Sun aku geli”. Bayu menyerah kepada Sunny
“ Maaf ya baru bisa dateng , aku sibuk”. Sunny meminta maaf dan sengaja menunjukan wajah yang memelas. 
“ Iya gapapa aku ngerti kok”. Bayu membalas dengan senyuman. “eh aku belum kasih tau kamu ya, sekarang aku udah bisa naik sepeda”. Aku Bayu dengan Bangga.
“ beneran ?”. Sunny terkejut
“ yu kita cari angin , aku boncengin kamu naik sepedah deh ke taman kota”. Ajak Bayu
“beneran gak papa nih ?”. Sunny masih merasa khawatir. Bayu membalas dengan anggukan dengan mimik muka yang serius.
Setibanya di taman Kota, Sunny mengajak berhenti karena takut Bayu kecapean. Bayu menuruti dan dia menyuh Sunny untuk duduk di kursi taman, sementara Bayu ijin untuk membeli minuman kaleng. Bayu membawa dua botol minuman coca-cola yang dia sembunyikan di belakang tubuhnya. Dia menghampiri Sunny yang sedang asik duduk-duduk santai.
“ Sunny Anggia Wijaya “. Bayu memanggil nama lengkap Sunny dengan suara lirih. Orang yang di panggil menengok ke arah sumber suara. Bayu duduk menghampiri Sunny, dia mengeluarkan Botol kaleng colanya dan mengocok salah satu botol kaleng kola yg di pegangnya dengan cepat.
“ Sun, ada yang mau aku omongin sama kamu dari dulu, tapi aku rasa sekarang waktu yang tepat buat aku ungkapin” papar bayu dengan nada serius, Sunny hanya menatap bayu seolah dari tatapannya menyuruh bayu untuk melanjutkan kata-katannya.
“ udah lebih dari satu tahun ini , aku sayang sama kamu , aku mencintai kamu , aku ingin ngelindungi kamu di mana dan kapan pun, aku ngerasa kamu wanita yang tepat buat dampingi aku untuk sekarang dan seterusnya dan  aku harap kamu punya perasaan yang sama persis apa yang aku rasain sekarang Sun”. Ucap Bayu dengan penuh hati-hati
“ kamu liatkan dua botol cola ini kan , yang kanan cola yang udah aku kocok dan yang kiri gak aku kocok. Kalo kamu punya rasa yang sama dengan yang aku rasain , silahkan buka tutup kaleng botol yang sebelah kanan dan sebaliknya ambil yang kiri”. Bayu mengarahkan Sunny. Terlihat ketegangan di muka Bayu, perlahan tangan Sunny mendekat ke kedua cola yang dipegang Bayu , melihat tangan Sunny semakin dekat dengan colanya , Bayu memutuskan menutup mata, dan beberapa detik kemudian cairan cola menyembur ke wajah Bayu dengan derasnya. Ternyata Sunny memilih membuka cola yang berada di tangan kanan Bayu yang menandakan bahwa Sunny menerima  semua ungkapan perasaan Bayu. Bayu membuka mata dan tersenyum lebar ke arah Sunny.
“ Makasih udah mau jujur dan makasih udah nyiapin dua kaleng colanya “. ujar Sunny dan membalas senyuman yang sama lebarnya. Bayu mengangguk dengan salah tingkah , melihat itu Sunny tertawa kemudian mengacak-acak rambut Bayu.
“ Kamu ternyata romantis juga Pak Lampir”. Puji Sunny pada Bayu, mendengar pujian itu Bayu terlihat kegirangan dan tiba-tiba berlari menjauhi Sunny dan berteriak-teriak kegirangan untuk merayakan keberhasilannya itu. Sunny tertawa dan tidak tinggal diam , dia segera mengejar Bayu yang sedang berlarian, dan merekapun berlarian dengan berpegangan tangan di sepanjang jalan di taman kota.

********TAMAT*********

Cerpen Karangan : Fani Meida Ariyanti



Tidak ada komentar:

Posting Komentar