A. PENGERTIAN
PERENCANAAN
Harold
Koontz dan Cyril O’Donnel
Planning is the function of a manager which involves
the selection from alternatives of objectivies, policies, procedures and
program. Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan
memilih tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur,
program-program dari alternative-alternatif yang ada.
Louis
A.Allen
Planning is the determination of the course of
action to achieve a desired result. Perencanaan adalah menentukan serangkaian
tindakan untuk mencapai hasil yang diinginka
Menurut Mondy, Sharfin dan Premeuk disebut
perencanaan (planning is the determining in advance what should be accomplished
and how it should be realized (1991). Sependapat dengan Bartal dan Martin (1999) mengatakan perencanaan adalah proses
penentuan tujuan-tujuan dan menetapkan cara-cara terbaik untuk mencapainya
(planning is the process of the setting goals and deciding how best to achieve
them).
G.R. Terry, perencanaan adalah tindakan memilih dan
menghubungkan fakta-fakta dan membuat serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai
masa yang akan dating dalam hal memvisualisasikan dan merumuskan
aktivitas-aktivitas yang dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Robbins dan Coulter (2002) mendefinisikan
perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan
organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut
secara menyeluruh, serta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh untuk
mengintegrasikan dan mengoordinasikan seluruh pekerjaan organisasi hingga
tercapainya tujuan organisasi.
Pengertian perencanaan dapat dilihat dari 3 hal,
yaitu :
a.
Dari
sisi proses, fungsi perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk
memilih tujuan dan menentukan bagaimana tujuan tersebut akan dicapai.
b.
Dari
sisi fungsi manajemen, perencanaan adalah fungsi dimana pimpinan menggunakan
pengaruh atas wewenangnya untuk menentukan atau mengubah tujuan dan kegiatan
organisasi.
c.
Dari
sisi pengambilan keputusan, perencanaan merupakan pengambilan keputusan untuk
jangka waktu yang panjang atau yang akan datang mengenai apa yang akan
dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana dan siapa yang akan melakukannya,
dimana keputusan yang diambil belum tentu sesuai, hingga implementasi
perencanaan tersebut dibuktikan dikemudian hari.
Pada intinya perencanaan dibuat
sebagai upaya untuk merumuskan apa yang sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah
organisasi atau perusahaan serta bagaimanan sesuatu yang ingin dicapai tersebut
dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu.
Perencanaan yang baik adalah
ketika apa yang dirumuskan ternyata
dapat direalisasikan dan mencapai tujuan
yang diharapkan. Perencanaan yang buruk adalah ketika apa yang telah dirumuskan
dan ditetapkan ternyata tidak berjalan dalam implementasi, sehingga tujuan
organisasi menjadi tidak terwujud. George R. Terry menyatakan bahwa untuk
mengetahui apakah perencanaan itu baik atau tidak dapat dijawab melalui
pertanyaan-pertanyaan dasar mengenai perencanaan, yaitu:
a.
What
(apa), terkait dengan misalnya apa yang sesungguhnya yang menjadi tujuan
perusahaan dan apa yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
b.
Why
(mengapa), terkait dengan pertanyaan seputar mengapa tujuan tersebut harus
dicapai dan mengapa kegiatan yang terumuskan dalam jawaban atas pertanyaan what
perlu dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
c.
Where
(dimana), mengenai dimana kegiatan
tersebut akan dilaksanakan
d.
When
(kapan), kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan dan kapan kegiatan tersebut
harus dimulai dan diakhiri.
e.
Who
(siapa), terkait dengan siapa yang akan melaksanakannya. Pertanyaan ini terkait
misalnya kualifikasi orang yang akan melakukannya dari sisi latar belakang
personal dan keahliannya.
f.
How
(bagaimana), terkait dengan bagaimana cara yang harus dilakukan untuk melakukan
kegiatan tersebut.
B. FUNGSI
PERENCANAAN
Robbins dan Coulter (2002) menjelaskan bahwa paling
tidak ada empat fungsi dari perencanaan, yaitu:
1.
Perencanaan
sebagai Pengarah
Perencanaan akan menghasilkan
upaya untuk meraih sesuatu dengan cara yang lebih terkoordinasi. Perusahaan
yang tidak menjalankan perencanaan sangat mungkin untuk mengalami konflik
kepentingan, pemborosan sumber daya, dan ketidakberhasilan dalam pencapaian
tujuan karena bagian-bagian dari organisasi bekerja secara sendiri-sendiri
tanpa ada koordina yang jelas dan terarah. Perencanaan dalam hal ini memegang
fungsi pengarahan dari apa yang harus dicapai oleh organisasi.
2.
Perencanaan
sebagai Minimalisasi Ketidakpastian
Pada dasarnya segala sesuatu di
dunia ini akan mengalami perubahan. Tidak ada yang tidak berubah kecuali
perubahan itu sendiri. Perubahan sering kali sesuai dengan apa yang kita
perkirakan, akan tetapi tidak jarang pula malah di luar perkiraan kita,
sehingga menimbul ketidakpastian bagi perusahaan. Ketidakpastian inilah yang
coba diminimalkan melalui kegiatan perencanaan. Dengan adanya perencanaan,
diharapkan ketidakpastian yang mungkin akan terjadi dimasa yang akan datang
diantipasi jauh-jauh hari.
3.
Perencanaan
sebagai Minimalisasi Pemborosan Sumber Daya
Perencanaan juga berfungsi
sebagai minimalisasi pemborosan sumber daya organisasi yang digunakan. Jika
perencanaan dilakukan dengan baik, maka jumlah sumber daya yang diperlukan,
dengan cara bagaimana penggunaannya, dan untuk penggunaan apa saja dengan lebih
baik dipersiapkan sebelum kegiatan dijalankan. Dengan demikian, pemborosan yang
terkait dengan penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan akan bisa
diminimalkan sehingga tingkat efisiensi dari perusahaan menjadi meningkat.
4.
Perencanaan
sebagai Penetapan Standar dalam Pengawasan Kualitas
Perencanaan berfungsi sebagai
penetapan standar kualitas yang harus dicapai oleh perusahaan dan diawasi pelaksanaannya
dalam fungsi pengawasan manajemen. Dalam perencanaan, perusahaan menentukan
tujuan dan rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam pengawasan,
perushaan membandingkan antara tujuan yang ingin dicapai dengan realisasi di
lapangan, membandingkan antara standar yang ingin dicapai dengan realisasi di
lapangan, mengevaluasi penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi, hingga
mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk memperbaiki kinerja perusahaan.
Dengan pengertian tersebut, maka perencanaan berfungsi sebagai penetapan
standar kualitas yang ingin dicapai oleh perusahaan.
C. ASAS-ASAS PERENCANAAN
1. priciple of contribution to objective Setiap
perencanaan dan segala perubahannya harus
ditujukan kepada
percapaian tujuan
2. principle of efficiency of plans suatu perencanaan
aadalah efisien jika perencanaan itu dalam pelaksanaanya dapat mencapai tujuan
dengan biaya yang sekecil-kecilnya.
3. asas pengutamaan perencanaan, perencanaan adalah keperluan utama para
pemimpin dan fungsi-fungsi lainnya, “organizng, staffing, directing, dan controlling” seorang
pemimpin tidak akan dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen lainnya tanpa
mengetahui tujuan dan dan pedoman dalam melaksanakan kebijaksanaan.
4. Asas
pemerataan perencanaan. Asas pemerataan perencanaan memegang peranan
penting, mengingat bpemimpin pada
tingkat tinggi banyak mengerjakan perencanaan dan bertanggung jawab atas berhasilnya rencana itu. Tidak seorang
manager pun yang tidak mengerjakan perencanaan.
5. Principle of
planning premise (asas patokan perencanaan ). Patokan-patokan perencanaan sangat berguna
bagi ramalan, sebab premis-premis
perencanaan dapat menunjukan kejadian-kejadian yang akan datang.
6. principle
of policy frame work ( asas
kebijaksanaan pola kerja ). Kebijaksanaan ini mewujudkan pola kerja, prosedur-prosedur kerja dan program tersusun.
7. prinsiple
of timing (asas waktu ) perencanaan waktu yangrelatif singkat dan tepat.
8. asas
tata hubungan perencanaan. Perencanaan dapat di susun dan di kordinasi dengan
baik, jika setiap orang bertanggung jawab terhadap pekerjaannya dan memperoleh
penjelasan yang memadai mengenai bidang yang akan di laksanakan.
9. principle
of alternatives. alternatif ada pada setiap rangkaian kerja dan perencanaan meliputi
pemilihan rangkaian alternatif dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga sehingga
tercapai tujuan yang telah diteapkan.
10. principle of
limiting faktor (asas pembatasan factor). Dalam
pemilihan alternatif-alternatif,
pertama-tama harus ditujukan pada factor-faktor yang strategis dan dan
dapat membantu pemecahan masalah. Asas alternatif dan asas pembatasan faktor
merupakan syarat mutlak dalam penetapan keputusan.
11. the
commitment principle (asas ketrikatan). Perencanaan harus memperhitungkan jangka waktu yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
12. the
principle of plexibility. Perencanaan yang efektif memerlukan fleksibelitas, tetapi tidak berarti mengubah tujuan.
13. the
principle of navigation change. (asas ketetapan arah). Perencanaan yang efektif
memerlukan pengamatan yang terus menerus terhadap kejadian-kejadian yang timbul
dalam pelaksanaannya untuk mempertahankan tujuan.
14. principle of
strategis planning ( asas perencanaan strategis ). Dalam kondisi tertentu manager harus
memilh tindakan yang diperlukan untuk menjamin pelaksanaan perencanaan agar
tujuan tercapi dengan efektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar